Saturday, November 2, 2013

Peran IQ, EQ, dan SQ dalam dunia Pendidikan


       Derasnya laju informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi memicu dan memacu setiap orang untuk menjadi lebih cerdas. Baik oleh diri sendiri maupun orang tua - orang tua yang berlomba "mencerdaskan" anak - anaknya supaya mampu bersaing.
Howard Gardner (1999) memaparkan pengertian kecerdasan (intelligen) mencakup tiga faktor :
a. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan.
b. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan - persoalan baru untuk diselesaikan.
c. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan dalam budaya
    seorang individu.
       Pemahaman teoritik di atas bertujuan sebagai informasi , khususnya bagi masyarakat yang belum familiar tentang kecerdasan selain yang selama ini dipahami secara umum. Berikut paparan mengenai penerapan ketiga faktor pemahaman kecerdasan dalam dunia pendidikan.

1.  IQ (Intellegence Quotient)
   IQ merupakan kapasitas umum seseorang untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan penalaran atau berfikir. Ciri khas IQ: logis, rasional, linier dan sistematis. Dalam dunia pendidikan, IQ berperan penting dalam kemampuan seorang pelajar/mahasiswa untuk berfikir secara logis dan terarah serta mampu mengolah dan menguasai lingkungan dan persoalan dengan efektif. 
Dengan memiliki IQ yang baik dan terstandar maka setiap individu akan memiliki kemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan - kegiatan yang produktif dan kreatif dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh ketika dosen memberi suatu pemicu persoalan, dengan penerapan IQ masing - masing mahasiswa dapat menganalisis atau mengolah pemicu tersebut dengan cara berfikir yang berbeda sehingga dihasilkan berbagai penyelesaian masalah untuk pemicu tersebut dari hasil pemikiran masing masing mahasiswa.

2.  EQ (Emotional Qoutient)
   Menurut Daniel Goleman, EQ atau kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, mengelola emosi dengan baik, dan berhubungan dengan orang lain. Dalam metode pembelajaran kontekstual, pendidik diharapkan menerapkan EQ dalam proses pembelajaran nya dimana dengan EQ yang baik, akan membuat siswa/mahasiswa menjadi mandiri, percaya diri dan berkomunikasi secara efektif di lingkungannya. Sebagai contoh seorang guru/dosen yang menyajikan materi pelajaran secara menyenangkan dan tidak membosankan, misalnya melalui video aplikasi dari materi yang sedang dipelajari pada kehidupan.

3. SQ (Spiritual Quotient)
    SQ atau kecerdasan spiritual merupakan sumber yang mengilhami, menyemangati, dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu (Agus Nggermanto, 2002). Dalam dunia pendidikan SQ berperan dalam membentuk perilaku masing-masing komponen (guru/dosen, siswa/mahasiswa) berdasarkan suatu prinsip, seperti prinsip kebenaran, prinsip keadilan dan prinsip kebaikan. Menurut Agus Nggermanto ciri - ciri orang yang ber-SQ tinggi adalah:
a. Memiliki prinsip dan visi yang kuat.
b. Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman.
c. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan.
d. Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan.
Sebagai contoh, setiap siswa/mahasiswa seharusnya mempunya visi dimana belajar tidak sekedar mencari angka raport ataupun sekedar mendapatkan ijazah. Begitu juga dengan para pendidik seharusnya memiliki cara pandang yang tepat dimana mereka mengajar untuk menghasilkan lulusan atau para sarjana yang berguna bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bukan sekedar untuk mendapatkan honor/gaji.

Jadi, peranan IQ, EQ, dan SQ dalam dunia pendidikan sangat berpengaruh bagi setiap komponennya. Kita mengembangkan IQ menyangkut pengetahuan dan keterampilan, namun kita juga harus dapat menampilkan EQ yang sebaik-baiknya, karena penggunaan EQ menjadi hal yang sangat penting. Untuk meningkatkan kemampuan IQ dan EQ agar dapat memanfaatkan prinsip yang benar maka kita juga harus menerapkan SQ agar kita dilatih menggunakan ketulusan hati kita. Perpaduan IQ, EQ, dan SQ berperan secara signifikan dalam dunia pendidikan sehingga masing-masing komponen baik siswa/mahasiswa serta guru/dosen dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai.


Sumber Pustaka:
Gardner, Howard. 1999. Intelligence Reframed: Multiple Intellegences for 21st Century. New York:
        Basic Book.
Goleman, Daniel. 1996. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nggermanto, Agus. 2002.  Quantum Quotient: Kecerdasan Quantum Cara Praktis Melejitkan IQ,
       EQ, dan SQ yang Harmonis. Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia.
Hanum, Farida. 2011. Etika Profesi. Medan.
Sudaryanto. 2007. Sinergi IQ - EQ dalam Proses Belajar Mengajar. http://writingsdy.wordpress.com/sinergi-iq-eq-dalam-proses-belajar-mengajar/. Diakses pada tanggal 03 November 2013.

No comments:

Post a Comment

thankyou for leaving urs :)

http://www.blogpingtool.com